PARKER SOLAR PROBE adalah wahana baru yang akan diluncurkan sesudah awal Agustus 2018 karena berbagai instalasi dan pengujian akhir masih dijalankan terutama bagi masalah ujicoba software yang dipasang disana. Wahana ini akan menjadi satelit yang paling mendekati Matahari yang dibuat manusia saat ini.
Apa itu Parker Solar Probe?
Sesuai namanya satelit ini akan menjadi alat bagi pengamatan Matahari dimana berbagai instrumen akan mengamati dan mencatat berbagai aktivitas matahari dan tugas utamanya menjadi bahan bagi analisis mengenai bagaimana Matahari bekerja.
Nama Parker sendiri berasal dari seorang peneliti bernama lengkap DR Eugene N Parker yang merupakan seorang ilmuwan yang sangat besar kontibusinya untuk memahami Matahari.
Satelit akan bekerja pada jarak sekitar 4 mil dari permukaan Matahari dan mencoba mencatat aktivitas Korona atau bagian dalam Matahari.
Pada jarak tersebut panas dari Matahari sekitar 2500 derajat fahrenheit atau sekitar 1300 derajat celcius tetapi wahana tersebut akan dilindungi payung penutup panas bernama Thermal Protection System atau TPS. TPS ini bertugas membuat perangkat dibelakangnya memiliki temperatur sekitar 85 derajat Fahrenheit atau sekitar 29 derajat celcius.
Dari situs NASA:
At Parker Solar Probe’s closest approach to the Sun, temperatures on the heat shield will reach nearly 2,500 degrees Fahrenheit, but the spacecraft and its instruments will be kept at a relatively comfortable temperature of about 85 degrees Fahrenheit.
TPS ini terbuat dari lapisan serat Karbon yang ringan setebal sekitar 4 inci atau sekitar 10 cm, tipis ringan dan tahan panas.
Semua perangkat dan TPS ini akan berputar cepat berkeliling Matahari sekitar 430 ribu mil perjam atau setara kecepatan perjalanan dari New York ke Tokyo dalam 5 menit perjalanan. Perjalanan dari Jakarta ke New York akan menghabiskan skeitar 10 jam - 13 jam perjalanan dengan pesawat komersil saat ini.
Mungkin sekitar Musim Panas antara akhir Agustus hingga akhir September kita akan melihat peluncuran wahana ini.